Berhenti Lakukan 5 Mitos Cuci Buah dan Sayuran Ini!
Keterangan Gambar : Mencuci Buah dengan Air Mengalir
detikjabar, Bandung - Mencuci buah dan sayuran terlebih dahulu sebelum dikonsumsi dilakukan oleh banyak orang. Tetapi di balik itu semua ada mitos-mitos soal mencuci buah dan sayur yang tak benar.
Alih-alih membuat sayuran atau buah baik kualitasnya, justru cara mencuci yang salah membuat buah dan sayur menurun kualitasnya. Beberapa mitos yang beredar terkait mencuci buah dan sayuran sebenarnya tidak perlu dipercayai lagi. Sebab, banyak informasi salah yang justru membuat buah dan sayuran menurun kualitasnya.
Cuci buah dan sayur dengan cairan khusus lebih aman dibandingkan air keran
Beberapa orang mungkin berasumsi mencuci buah dengan air keran saja tidak cukup. Mereka akhirnya termakan iklan dengan membeli produk khusus yang mengklaim dapat membersihkan buah dan sayuran sepenuhnya.
Namun, hal ini sebaiknya jangan dipercaya lagi karena produk-produk kemasan umumnya mengandung alkohol, asam, dan bahan yang memiliki sifat antimikroba. Mungkin kandungan tersebut terlihat lebih unggul. Faktanya, Shelley Feist mengungkap, air mengalir sama efektifnya dengan produk kemasan pembersih buah dan sayuran itu.
Air mengalir dapat menghilangkan bakteri atau mikroba secara langsung dari produk. Tidak perlu dicuci menggunakan asam sitrat, cuka, atau sejenisnya.
Perlu menggunakan sabun pencuci agar bersih
Cuci buah dan sayur dengan menggunakan sabun juga tidak baik. Foto: iStock
Mitos menyebutkan buah dan sayuran perlu dicuci menggunakan sabun. Sayangnya, Profesor Jason Bolton mengungkap, sabun umumnya mengandung kimia yang berbeda dan seharusnya tidak ditelan oleh tubuh.
Jika sabun tidak dibilas sampai benar-benar bersih, atau buah dan sayuran memiliki pori lebih besar, sabun bisa menyerap ke dalam buah dan sayuran. Buah dan sayuran itu jika dikonsumsi bisa menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan sehingga menimbulkan masalah lainnya.
Air hangat lebih baik untuk dalam membersihkan buah dan sayur
Air panas umumnya dianggap lebih baik membersihkan produk daripada air dingin. Sebab, air dengan suhu panas dapat melunturkan kotoran, berkat peningkatan aktivitas molekularnya. Namun, mitos ini tidak sepenuhnya benar.
Air dingin juga berfungsi baik dalam membersihkan kotoran. Ahli gizi Julie Albrecht mengungkap, jika sayuran dingin dibersihkan dengan air panas, perbedaan suhu membuat air dapat berpindah ke dalam produk sekaligus membawa mikroorganisme.
Selain itu, suhu yang harus digunakan untuk membersihkan mikroorganisme pada buah dan sayuran kemungkinan lebih tinggi daripada suhu air hangat biasa.
Buah dan sayur perlu direndam agar benar-benar bersih
Banyak orang percaya mitos buah dan sayuran perlu direndam agar benar-benar bersih. Cara ini sebenarnya cocok untuk mereka yang tidak punya waktu banyak. Sementara buah dan sayur direndam, kamu bisa melakukan pekerjaan lain.
Namun, hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan. Merendam buah dan sayuran tidak menjadikannya lebih bersih. Jika buah dan sayur mengandung bakteri dan kuman, mereka tetap akan tinggal di dalam air bersama dengan produk makanan.
Buah dan sayuran yang punya tekstur lebih lunak cukup dibersihkan dengan air keran mengalir, sembari digosok menggunakan tangan atau sikat.
Buah dan sayur yang dikupas tidak perlu dicuci
Beberapa buah dan sayuran memiliki kulit yang perlu dikupas. Mitos mengungkap buah dan sayuran ini tidak perlu dicuci, hanya perlu dihilangkan lapisan kulitnya.
Padahal, setelah dikupas, buah dan sayuran perlu dicuci kembali. Sebab, bakteri, kuman, dan kotoran yang ada di kulit bisa berpindah ke tangan. Bakteri itu bisa ikut berpindah ke makanan lain ketika seseorang tidak sengaja menyentuhnya.
Oleh karena itu, pastikan mencuci buah dan sayuran sampai bersih. Alat pengupas dan pemotongnya juga jangan lupa dibersihkan sebelum dipakai.